perkembangan zaman dan solusinya

 Perkembangan zaman semakin hari semakin meningkat. Dunia membawa manusia untuk berusaha menyesuaikan diri dengan zaman yang ada. Hal ini membuat kita harus semakin belajar dan menggali informasi agar kita tidak termakan oleh zaman, atau bahasa kasarnya jadi budaknya zaman.

Perkembangan zaman juga membawa manusia kepada perubahan. Entah itu perubahan teknologi yang dulu tidak mengenal sama sekali apa itu teknologi, contohnya hp, sekarang rasanya semua elit manusia tidak ada yang tidak kenal dengan yang namanya hp. Bahkan bayi yang masih kecil pun, walaupun belum mengenal hp, mereka sudah dikenalkan hp oleh orang tua nya.

Tidak hanya teknologi, perubahan juga hampir sepenuhnya terjadi di semua instrumen kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan suatu masyarakat misalnya. Bisa dikatakan, zaman dulu orang sunda (karena saya lahir di sunda) percaya atau mengganggap pamali sebagai suatu kepercayaan. Seperti jangan duduk di pintu karena akan nongtot jodo yang memiliki makna duduk di pintu akan menghalangi datangnya jodo. Atau jangan main dikala waktu magrib nanti akan diumpetin sama kelong wewe (sejenis makhlus halus), dan masih banyak contoh lainnya.

Kebiasaan atau adat istiadat yang dikenal dengan istilah pamali tersebut dipercaya sebagian orang, terutama oleh anak muda, sudah tidak relevan lagi dengan zaman sekarang. Buktinya tidak sedikit orang duduk di pintu banyak yang menikah, atau justru sekarang banyak sekali anak muda yang mencari senja untuk berfoto dan menginsta strory di Instagram-nya tanpa mengindahkan himbauan jangan main dikala waktu magrib. Namun, bukan berarti kepercayaan tersebut sepenuhnya salah. Kadangkala kepercayaan pamali masih melekat dan terbukti kebenarannya di suatu daerah dan tidak terbukti kebenarannya di tempat yang lain. Begitu juga dengan kebiasaan atau adat istiadat di tempat lain.

Cara berpikir masyarakat juga semakin terbuka. Biasanya orang tua zaman dulu (bukan berarti menyalahkan) berpikir saklek dan cenderung tertutup. Mereka juga cenderung tidak menerima pendapat dari orang luar. Berbeda sekali dengan zaman sekarang yang informasi datang begitu cepat, sehingga kemungkinan terbukanya pikiran sangatlah luas. Hal ini bisa kita lihat dari kebanyakan pemikiran orang tua zaman dulu yang menginginkan anaknya untuk bekerja sebagai PNS/ASN karena gaji nya yang besar dan terjaminnya masa depan. Konsep pemikiran itu rasanya keliru mengingat bekerja bukan hanya faktor gaji dan masa depan saja yang dipirkan, tentunya ada aspek-aspek yang lain yang penting sekali diperhatikan. Namun, sekali lagi penulis katakan bukan berarti semua orang tua berpikiran tertutup, ada juga kok orang tua yang pikirannya terbuka.

Selain kedua contoh diatas, pemikiran dan adat istiadat, masih banyak perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman. Seperti tata krama, keberanian mengeluarkan pendapat, cara berpakaian dan lain-lain.

Perkembangan zaman tidak bisa dielakan, kalau hanya diam dan tidak menyesuaikan dengan zaman, maka akan jadi budaknya zaman. Namun bukan berarti harus meninggalkan warisan orang tua zaman dulu. Nasihat atau warisan orang tua zaman dulu yang sekiranya bisa diambil dan sesuai dengan konteks zaman sekarang maka ambil. begitu juga perkembangan zaman yang sekiranya berlebihan dan menimbulkan kerusakan maka jangan diambil semua. Hal ini sesuai dengan kalam ulama

“al-muhafazhatu ‘ala qadimis shalih, wal akhdzu bil jadidil aslah”

‘memelihara yang lama yang baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik’

Yogyakarta, 5 November 2021

0 Comments