MAKALAH

ORIENTALISME, TOKOH DAN PEMIKIRANNYA

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Secara umum, dunia yang ada di bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu barat dan timur. Keduanya merupakan bagian yang tidak dapat disatukan. Identiknya kata barat menunjukan benua eropa dan benua amerika sedangkan kata timur lebih menunjukan benua asia. Namun pada umumnya, barat sering diasosiasikan dengan orang yang berkulit putih.

Dunia barat dan dunia timur memiliki peradaban dan kebudayaan masing-masing. Peradaban dan kebudayaannya pun memiliki corak dan budaya yang berbeda.  Disamping itu, tidak dapat dipungkiri juga antara barat dan timur saling belajar satu sama lain tentang peradaban mereka. Baik itu dari segi keilmuan, seni, bangunan dan lain sebagainya.

Salah satu hasil studi banding  antara dunia barat ke dunia timur atau sebaliknya, ada orientalisme dan oksidentalisme. Orientalisme adalah study banding  bangsa barat terhadap dunia timur. Adapun oksidentalisme ialah study banding  bangsa timur terhadap dunia barat.

Berbicara tentang orientalisme, kaum timur masih terdapat kontroversi mengenai benar tidaknya istilah orientalisme. Pemberian perekrutan sikap tabayyun terhadap orientalisme mulai dari tokoh hingga buah pemikirannya, seolah masih menyisakan hal yang belum terselesaikan dalam mempersembahkan lebel paham keTimuran yang dilakoni orang Barat itu.  Apalagi objek kajian yang mereka teliti adalah al-quran yang mana sudah kuat dan jelas validitas dan keotentikannya.

Ada banyak sekali tokoh-tokoh oriental yang mengkaji dunia timur tentang islam. Hasil pemikirannya pun sangat beragam. Ada yang mengkaji tentang hadis, al-quran, tradisi dan lain-lain sebgainya. Akan tetapi pembahasan kali ini hanya tertuju pada tokoh orientalis yang mengkaji tentang al-quran serta pemikirannya tentang al-quran.

B.  RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1.  Apa definisi orientalisme menurut etimologi dan menurut pendapat tokoh orientalis?

2.  Bagaimana sejarah Orientalisme itu berlangsung?

3.  Sebutkan tokoh orientalis yang berbicara tentang al-quran dan pemikirannya?

C.  TUJUAN MASALAH

Setelah membaca latar belakang dan rumusan masalah, berikut ini permasalahan permasalahan tersebut:

1.  Mengetahui pengertian orientalisme secara etimologi dan menurut para tokoh yang membahas tentang orientalisme.

2.  Mengetahui awal mula para orientalis melakukan gerakan orientalisme terhadap bangsa timur.

3.  Mengetahui siapa saja tokoh orientalisme yang mengkaji tentang alquran dan pemikirannya.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  DEFINIS ORIENTALISME

Secara bahasa, kata orientalisme terdiri dari dua kata yaitu orient dan isme . Orient  berasal dari bahasa Perancis yang berarti “timur” dan isme yang artinya kata penyambung yang paham. Kata 'orientalisme' mengandung arti ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia timur.  Secara geografis, kata orientalisme menunujukan dunia belahan timur. Sedangkan menurut etnologis orientalisme menunjukan orang-orang yang berada di dunia timur.  Orang-orang yang belajar orientalisme disebut “orientalis” atau ahli ketimuran.

Sedangkan ahli definisi orientalisme berbeda-beda. Joesoef Sou'yb mengartikan orientalisme sebagai suatau paham atau aliran yang berkeinginan keberadaan hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa di Timur beserta lingkungannya.  Adapun yang dimaksud dengan orientalisme menurut Edward Said adalah sebuah cara untuk memahami dunia Timur, berdasarkan tempatnya yang khusus dalam pengalaman manusia Barat Eropa.

Selanjutnya Edward Said dalam bukunya yang berjudul Orientalisme.  Bahwa orientalisme adalah suatu gaya berfikir yang dibuat antara “Timur” sebagai (Orient) dan hampir selalu “Barat” sebagai (Barat). Secara terminologi, orientalisme dapat diimplementasikan dengan suatu gaya berfikir yang dipakai berlandaskan pada pembedaan ontologis dan epistemologis yang dibuat antara timur dan barat.

 

B.  SEJARAH PERKEMBANGAN ORIENTALISME

Munculnya orientalisme seakan akan membelah dunia ini menjadi dua kutub yang berbeda, yaitu barat sebagai penguasa dan timur sebagai pinggiran atau yang tertindas. Hal itu terjadi begitu saja bangsa barat menguasai setiap lini kehidupan di muka bumi.

Pada mulanya, bangsa barat merupakan bangsa yang tidak tahu apa-apa. Justru dunia timur jauh lebih maju dibanding bangsa barat. Peradaban dunia timur pernah memuncaki peradaban yang ada di muka bumi. Comtohnya yaitu peradaban abad pertengahan yang mana pada masa itu dunia islam berada di pucuk daun yaitu ketika masa dinasti Abbasiyah. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ulama yang lahir pada masa tersebut sebut saja Ibnu sina, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi dan lain sebagainya. Juga ada perpustakaan terbesar di dunia pada waktu itu yaitu Baitul Hikmah.

Menurut segelintir orang, pada saat orang-orang barat belajar tentang kelimuan kepada dunia timur. Akan tetapi pada saat itu belum dikenal nama orientalisme seperti sekarang.

Sejarah orientalisme pada masa-masa pertama adalah pertarungan antara dunia barat Nasrani abad pertengahan dengan dunia timur Islam, baik dalam keagamaan maupun ideologi. Bagi dunia barat Nasrani, Islam merupakan problema masa depan secara total di Eropa.

Keberhasilan bangsa menjelajahi samudra khusunya negara islam pada abad ke 15 telah menghidupkan kembali sejumlah minat bangsa eropa untuk melihat islam. Hal ini bagi pihak dengan dibukanya sejumlah program studi di beberapa perguruan tinggi yang mempeljari bahasa arab, sebut saja misalnya Inggris dengan Universitas Cambrdige yang menawarkan studi Bahasa Arab sejak tahun 1632 dan Universitas Oxford tahun 1636. Hal ini diperuntukan para misionaris yang melakukan misinya di negara- negara muslim pada saat itu. Diantaranya adalah Zwemmer, Lammens, Macdonald, Palacious, De Focoult, Watt, dan Cragg. 

Menurut Maxime Rodinson, istilah orientalisme sudah ada hampir seribu tahun lalu, seperti pernah disinggung di pertemuan Vienne, kata Orientalisme baru populer di Eropa pada akhir abad ke 18, seperti di Inggris istilah  Orientalisme dikenal tahun 1779, kemudia menyebar ke Perancis tahun 1799. Akhirnya pada tahun 1838 istilah orientalisme mulai dicantumkan dalam kamus akademik Perancis.

 Kajian tentang ketimuran termasuk tentang islam yang dilakukan oleh barat bermula sejak beberapa abad yang lalu. Namun gerakan pengkajian tentang ketimuran dan diberi nama orientalisme baru muncul sejak abad 18.  Gerakan ini muncul sebagai salah satu aliran pemikiran pencerahan ( Enlightenment Though) .

Lembaga pertama orientalisme adalah Ecole Des Langues Orientales Vivantes , yang didirikan di Perancis (1795). Produk utama adalah Description de l'Egypte yang maksudnya 23 jilid, yang memberikan upaya sistematik pertama untuk mengintervarisasi warisan sejarah, budaya dan ilmiah dari negara negara islam. Paruh awal abad 19, para orientalis mulai menyiapkan lembaga kajian ilmiah untuk mengkaji segala aspek ke-timur-an di beberapa negara eropa dan amerika.

Selain itu, para orientalis juga telah mengadakan Muktamar Internasional untuk pertama kalinya secara massif di Paris pada tahun 1873 M. Yang bertujuan untuk mengkordinir kegiatan orientalisme mereka. Pada abad ke 20, orientalisme mencapai puncak kekuasaan dan pengaruh. Pada saat itu didirikan School of Oriental and African Studies pada tahun 1917 di Inggris dan lembaga-lembaga lainnya, yang mengawali fase baru orientalisme dasar.

Pada masa kini, masa kejayaan orientalisme menurut Qadri Azizi mulai berpindah-pindah Eropa ke Amerika  yang bukan hanya dari mulai tentang kajian islam, tetapi juga masalah-masalah ketiga dunia.

C.  TOKOH ORIENTALIS YANG MENGKAJI AL-QURAN DAN PEMIKIRANNYA

Christian Snouck Hurgronje

1.  Biografi singkat

Christian Snouck Hurgronje, lahir di 8 Februari 1857 di Tholen, Oosterhout, Belanda. Ia berasal dari keluarga Pendeta Protestan Tradisional, mirip Ortodoks, namun lingkungan belajarnya sampai tingkat tertentu adalah liberal. Nama lengkapnya merupakan gabungan nama kakeknya dan nama Kristen dan nama Snouck Hurgronje.

Ia merupakan anak keempat dari pendeta JJ Snouck Hurgronje dan Ana Maria, putri pendeta D. Christian de Visser. Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck pun sedari kecil sudah diarahkan pada bidang teologi. Ia memulai pendidikan di sekolah dasar di kampungnya, sekolah menengah di Breda. Tamat sekolah menengah, dia melanjutkan ke Universitas Leiden untuk mata kuliah Ilmu Teologi dan Sastra Arab pada tahun 1874. Ia memperoleh gelar doktornya pada tahun 1879 dengan menulis disertasi yang berjudul Musim Haji di Makkah. Lima tahun kemudian, dia tamat dengan predikat cum laude dengan disertasi Het Kemekaan Feest (Perayaan di Mekah). Tidak cukup bangga dengan kemampuan bahasa Arab-nya, Snouck kemudian melanjutkan pendidiklan ke Mekah, 1884. Di Mekah, keramahannya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dan untuk merebut hati ulama Mekah, Snouck menggunakan Islam dan berganti nama menjadi Abdul Ghaffar.

Nama Snouck Hurgronje tidak dikenal di Belanda, juga terkenal hingga ke Semenanjung Arabia dan Indonesia, bahkan dunia. Selain sebagai lektor (tokoh otoritatif) Bahasa Arab setelah Goldziher, ia juga berperan sebagai pelopor utama studi fikih Islam, ushul fikih dan hadits di Eropa. Tapi bagi rakyat Aceh, dia adalah pengkhianat tanpa tanding. Namun, penelitian terbaru menunjukkan peran Snouck sebagai orientalis ternyata hanya kedok untuk menyusup dalam kekuatan rakyat Aceh. Dia memanipulasi tugas keilmuan untuk kepentingan politik.

2.  Karya-karya Snouck Hurgronje

Karya ilmiah Snouck Hurgronje terbagi dalam dua jenis, yaitu karya dalam bentuk buku dan dalam bentuk makalah-makalah kecil. Di antara hasil karya paling besar adalah tulisannya tentang kota Makkah yang terbit pada tahun 1888 dan 1889. Karyanya yang lain berjudul De Atjehers (1893, 1894), Daerah Gayo dan Penduduknya (1903).

Sementara karyanya yang berbentuk makalah adalah Munculnya Islam, Perkembangan Politik Islam, dan Islam dan Pemikiran Modern. Semua makalahnya telah dikumpulkan oleh muridnnya, AJ Wensinck, dengan judul Bunga Rampai dari Tulisan Snouck Hurgronje ke dalam enam jilid.

3.  Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam dan Al-Quran

Snocuk Hurgronje secara terang-terangan mengatakan bahwa islam  dipandang sebagai faktor negatif yang dapat memecah belah kaum muslimin. Tidak bisa dipungkiri objek utama para orientalis ialah Al-Quran. Mereka beranggapan bahwa al-quran ialah dokumen yang tertulis bukanlah hafalan. Padahal, pada prinsipnya al-quran bukanlah tulisan melainkan bacaan yang mana dari awal turunnya wahyu para sahabat menghafalnya bukan menuliskannya. Mereka juga mengatakan bahwa al-quran pada saat ini tidaklah lengkap dan berbeda dengan aslinya. Maka dari itu, mereka hendak membuat naskah baru dengan menggunakan manuskrip-manuskrip yang masih ada.

Selain itu, para orientalis juga menkritisasi tentang proses informasi dan pembukuan al-quran. Menurut mereka proses belajar dan pembukuan al-quran hanyalah fiktif belaka dan al-quran yang ada saat ini merupakan hasil produk sejarah yang dibukukan oleh orang-orang arab abad ke- 7M dan abad ke- 8M dan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Para orientalis itu juga salah faham mengenai rasm Al-Qur`an. Dalam bayangan mereka, korban bermacam-macam qira'ah yang disebabkan oleh rasm yang sangat sederhana itu, sehingga setiap . 8  pembaca bisa saja berimprovisasi dan membaca sesuka hatinya. Padahal ragam qira'ah telah ada lebih dahulu sebelum adanya rasm. 

Itulah beberapa pandangan orientalis (salah satunya Snouck Hurgonje) mengenai islam dan al-quran. Masuk islamnya Snocuk Hurgronje menjadi muallaf masih dipertanyakan oleh beberapa pihak. Kita sebagai mahasiswa / i harus tetap waspada terhadap kaum mereka.

 

BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

1.  Orientalisme berasal dari dua kata yaitu “orient” yang berarti timur dan “isme” yang berarti kata penyambung yang paham. Kata orientalisme mengandung arti ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia timur. Sedangkan menurut terminologi orientalisme bisa diimplementasikan sebagai suatu gaya berfikir yang dipakai berlandaskan pada pembedaan ontologis dan epistemologis yang dibuat antara timur dan barat.

2.  Sejarah orientalisme sudah ada sejak beberapa abad yang lalu. Namun penyematan terhadap nama ini mulai muncul pada abad 18 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Sejarah awal-awal orientalisme adalah peperangan antara nasrani barat abad pertengahan dengan kaum islam timur. Orientalisme mencapai puncaknya pada abad 20 M dengan didirikannya lembaga-lembaga yang membantu tentang orientalisme.

3.  Snouck Hurgronje merupakan ilmuwan orientalis asal Belanda. Karya-karyanya sangatlah banyak. Di Indonesia, tokoh ini terkenal di Aceh karena telah berhasil mengadu domba rakyat Aceh dan membantu kolonial Belanda untuk menguasai kota serambi Mekkah itu. 9  Pandangannya tentang islam dan al-quran sangatlah kontroversial. Dia beranggapan bahwa al-quran yang ada pada saat ini benar-benar dan merupakan hasil produksi orang-orang abad ke-7M dan abad ke-8M.

B.  SARAN

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, mohon kiranya para pembaca untuk memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun demi kemaslahatan bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

DAFTAR PUSTAKA

 

file: /// E: /kumpulan%20e-book/Bab2%20orientalisme.pdf hlm. 1-30 

file: /// E: /kumpulan%20e-book/Bedah%20Buku%20Orientalisme.pdf  hlm. 1-8.

file: /// E: /kumpulan%20e-book/orientalisme.pdf  hlm. 1-28.

file: /// E: /kumpulan%20e-book/Orientalisme_Christian_Snouck_Hurgronje.pdf  hlm. 1-34.

Yunahar, Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014.

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11

0 Comments