LIKA – LIKU ORGANISASI : Semangat di Awal, Ambyar di LPJ-an


Manusia dalam melakukan tugas kehidupan di muka bumi mengalami berbagai macam tahapan untuk membuat hidupnya tidak hampa. Salah satunya yaitu dengan mengikuti organisasi. Organisasi merupakan wadah sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi merupakan benda mati, sehingga baik dan buruknya sebuah organisasi tergantung pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.

Manusia terkadang berlomba-lomba untuk mengikuti sebuah organisasi, karena mereka yang ikut organisasi percaya bahwa selain mendapatkan pengalaman yang banyak, organisasi juga merupakan kunci sukses seseorang. Hal ini kerap kali dilontarkan oleh organisatoris untuk meyakinkan kepada adek-adek tingkat dibawahnya. Organisasi intra suatu dinas yang formal dalam hal ini sekolah, kampus dan birokrat maupun organisasi ekstra atau sering dinamakan organisasi kemasyarakatan hampir laris diserbu oleh mereka yang ingin mencari dan menambah wawasan serta pengetahuannya. Namun ada satu hal unik yang kerap kali terjadi dalam sebuah organisasi yaitu para anggota atau pengurus yang hilang ditengah jalan.

Pengurus atau anggota biasanya sangat semangat sekali ketika di awal-awal kepengurusan. Hal ini bisa dilihat di beberapa kegiatan menjelang Pelantikan. Ketika sudah dua atau tiga bulan kemudian mulailah seleksi alam itu ada. Orang-orang yang kuat masih bertahan dan selebihnya menghilang. Alasan menghilangnya pun beragam ada yang karena sibuk di kegiatan lain seperti kuliah atau kerja, adapun yang lebih memilih untuk gabung dengan organisasi lain yang lebih tepat karena mengganggap organisasi yang diikuti sebelumnya kurang relevan. Ada juga yang menghilang tanpa kabar.

Kebiasaan-kebiasaan seperti ini lumrah terjadi di setiap organisasi. Bukan berarti sepenuhnya para anggota atau pengurus menghilang, karena konsep menghilang atau pergi di tengah jalan itu kembali kepada dirinya masing-masing. Namun yang menjadi permasalahan yaitu orang-orang yang menghilang tersebut terkadang membuat orang lain terutama ketua bingung karena terdapat kekosongan pengurus. Contohnya si A menjadi anggota atau pengurus di organisasi A dan menjadi Ketua Divisi. Apabila si A ini menghilang di tengah jalan maka akibat yang terjadi adalah terhambatnya roda organisasi di divisi tersebut. Nantinya seorang ketualah yang harus kerja double disamping mengurusi anggota yang lain Ketua pun harus ikut menjalankan dan mengaktifkan divisi yang anggotanya hilang tersebut. Dan pada akhirnya akan merepotkan Ketua ketika dalam Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus.

0 Comments