Perlukah Mahasiswa Memperjuangkan Kekuasaan di Kampus?


mahasiswa merupakan seseorang yang duduk di bangku perkuliahan entah itu di universitas, institut ataupun sekolah tinggi. mereka didik untuk menjadi insan yang berintelektual. namun tidak hanya kecerdasan intelektual saja yang dikembangkan, masih banyak lagi hal-hal yang perlu dikembangkan. salah satunya ialah dengan memperbaiki soft skill yaitu dengan mengikuti organisasi.

bagi sebagian mahasiswa, mengikuti sebuah organisasi ataupun berperan aktif didalamnya menjadi sebuah kebanggaan, Karena dia akan menemukan teman baru dan belajar bagaimana menyelesaikan sebuah masalah. entah itu mengikuti dan aktif di organisasi Intra kampus ataupun ekstra kampus. ada satu hal unik yang kerap kali dilakukan oleh sebagian mahasiswa yaitu tertarik menjadi pimpinan dalam sebuah organisasi tersebut. menjadi seorang pimpinan dalam sebuah organisasi tentu menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa. apalagi organisasi yang menjadi alat vital dalam lingkup kampus. sebut saja menjadi Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa atau Presma BEM. Presma BEM umumnya dipilih oleh seluruh mahasiswa kampus dan dilakukan secara terbuka. sehingga suara yang diperoleh benar-benar merepresentasikan suara mahasiswa kampus tersebut.

dalam hal perebutan kekuasaan kerap kali mahasiswa melakukan segala cara agara impiannya itu terwujud. lalu, timbul sebuah pertanyaan seberapa perlukah mahasiswa memperjuangkan kekuasaan di kampus?

apabila dilihat dari segi politik, perebutan kursi jabatan merupakan hal yang wajar. adanya senggolan dan saling maki dan mencari pembenaran itu merupakan sarapan materi sehari-hari para aktivis. sehingga tentunya harapan yang diinginkan dengan adanya perebutan kekuasaan yang panas dengan tensi yang tinggi bisa menjadi model pembelajaran mereka ketika hendak terjun ke dunia politik kelak nanti.

menjadi seorang pimpinan dalam suatu organisasi juga akan menambah relasi. biasanya relasi yang didapat yaitu dengan pimpinan tertinggi kampus dalam hal ini rektorat. dia akan sering berkunjung bahkan bisa-bisa dicari oleh rektorat apalabila sedang urgent. selain dengan rektorat, hubungan dengan mahasiswa yang lain pun akan semakin mudah karena sudah mengetahui ‘siapa orang terebut’.

ke semua itu akan lebih baik lagi jikalau berebut kekuasaan didasarkan dengan hati yang tulus dan ikhlas. terkadang ada sebagian orang menginginkan hal lain yang ingin dia dapatkan. menurut hemat penulis, secara umum terdapat dua hal yaitu : pertama, menunjukan eksistensi diri sendiri kepada khalayak ramai mungkin juga terbenak dalam hati seseorang. dengan eksistensi seseorang akan terkenal dengan cepat di kampus. apalagi jabatannya itu benar-benar diinginkan oleh semua mahasiswa dan menjadi intinya organisasi kampus. dan juga seperti yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu ‘relasi’.

kedua, mementingkan sebagian golongan kerap kali terjadi dalam perebutan kekuasaan. sudah tidak asing lagi dengan tujuan ini, karena sekelas DPR sendiri pun mereka mementingkan golongan partainya. analoginya pun mungkin tepat untuk organisasi kampus. mahasiswa yang menimba ilmu di suatu perguruan tinggi bukan hanya dari satu daerah yang sama, sehingga ketika seseorang yang berasal dari suatu kelompok mengisi kekuasaan di kampus tentunya akan menaikan rating golongan tersebut, dan membawa citra yang baik tentang golongan itu.

alhasil, dalam perebutan kekuasaan di sebuah kampus tentu sangat perlu sekali. mengingat, hasil yang didapatkan nanti benar-benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kampus dan mahasiswa. akan tetapi jangan lupakan juga kadar-kadar agar tidak melewati batas. karena segala sesuatu kembali lagi kepada niat awal seseorang itu untuk apa. semoga kampus kita menciptakan pemimpin yang baik dan bermanfaat untuk khalayak ramai. aamiin.

Yogyakarta, 12 November 2019

0 Comments