Salah Sangka

https://iyeyehblog.blogspot.com/2018/11/salah-sangka.html

Oleh Rendi Maulana
“Plak”. Kira-kira begitulah suara tamparan tangan ayah kepada pipi Rino.
“Pergi kau dari rumah”. Ujar ayah
“Tapi ayah aku tidak bersalah, itu hanya salah sangka saja”. Ucap Rino membela
“Pergi!! Ku bilang kau pergi dari rumah, kau sudah mencemarkan nama baik keluarga”. Ayah menjawab dengan nada yang lebih tinggi lagi.
“Oke, jika itu memang mau ayah, saya akan pergi dari rumah. Tapi asal ayah tahu saya tidak pernah melakukan hal bejad seperti yang ayah pikirkan”. Ujar Rino sambil menangis
Dengan nada tersedu-sedu, Rino masuk ke kamarnya dan segera mengemas barang-barang yang ia perlukan. Disisi lain Ibunya mencoba meyakinkan suaminya bahwa anak satu-satunya itu tidak bersalah
“Pah, berikan Rino waktu untuk menjelaskan hal yang sebenarnya, siapa tahu yang Rino katakan itu benar, Rino itu anak baik pah jadi tidak mungkin Rino melakukan perbuatan seksual.” Kata ibu.
“Kamu ini sama saja, udah tahu dia ini sudah merusak nama baik keluarga, masih tetap kau bela, memangnya kau mau memelihara seorang pelacur”. Ucap ayah sambil menujuk-nunjuk Rino
“Udahlah bu, jangan membela saya, biarkan aku pergi.”
Rinopun pergi dari rumah dengan kondisi menangis.
Ya. Ayah Rino tidak begitu saja mengusirnya jikalau tidak ada sebab. Pak Ridwan nama ayahnya Rino mengusir anaknya itu dikarenakan tadi sore ada seorang tetangganya mengadu kepada pak Ridwan dan mengatakan bahwa Rino telah memperkosa anaknya. Dan Dia datang kesini untuk meminta pertanggung jawaban dari keluarga pak Ridwan.
Tetangganya itu datang dengan sang anak yang menjadi korban. Namanya ialah Ratna. Ratna  mengaku bahwa dia telah diperkosa oleh Rino anak satu-satunya pak Ridwan.
Sebenarnya pak Ridwan tidak percaya akan hal itu, dia pun menanyakan dan mencoba meyakinkan pak Darman bahwa anaknya itu tidak mungkin melakukan perbuatan bejad seperti itu. Sang ayah juga menjelaskan sikap dan akhlak Rino yang baik hati, pendiam dan juga alim jadi kemungkinan untuk melakukan perbuatan seks sangatlah minim.
Tapi apalah daya, pengakuan dari Ratna sangat kuat dan mengalahkan argumen pak Ridwan. Hal itu membuat pak Ridwan terpaksa menelan kata-katanya serta membangkitkan amarahnya. Akibat dari amarahnya itulah, Rino diusir dari rumah dan memulai hidup barunya tanpa belas kasih kedua orang tua.
Setapak demi setapak ia lewati, dengan pembekalan uang seadanya, kini Rino harus memikirkan dimana dia akan tinggal. Dilihatnya sebuah warung dan dihampirinya warung tersebut dan membeli minuman botol sambil beristirahat sejenak. 10 menit berlalu, suara adzan berkumandang dan itu menandakan waktu sholat telah tiba.
Rino bergegas pergi mencari suara adzan tersebut. Ditemukannya sebuah masjid lumayan besar. Dia ambil wudhu dan mulai berjamaah melaksanakan sholat. Setelah sholat ia memanjatkan doa kepada ilahi dan menyelipkan di dalam doanya tersebut agar ia dapat segera menyelesaikan masalahnya itu.
Satu per satu jamaah pergi meninggalkan masjid itu, kini hanya tinggal dia dan suara detak jam dinding yang menemaninya. Rino pergi keluar masjid dan duduk rehat di emperan masjid itu sambil merenung dan memikirkan dimana dia akan tinggal juga sambil meminum air kemasan sisa beli tadi.
15 menit berlalu, akhirnya sudah Rino tentukan dimana dia akan tinggal dan diputuskan dia akan tinggal di masjid saja biar beribadah kepada Allah lebih dekat. “Oh, kayanya saya harus menghubungi dulu pengurus ta’mir masjidnya” ujar Rino
Rino bergegas segera mencari letak rumah ketua Takmir masjid itu. Dia Tanya satu per satu orang yang ia temui dan ditunjukanlah sebuah rumah sederhana berwarna kuning dan disitulah katanya rumah ketua Takmir masjid itu. Dia pun sampai di rumah yang ia tuju dan bertemu dengan ketua Takmir masjid itu.
Setelah berbincang-bincang, dia akhirnya dapat diizinkan untuk tinggal di masjid itu dengan syarat Rino harus membersihkan halaman masjid itu setiap hari. Rino menyetujui hal itu. Dia kembali ke masjid itu dan segera memulai tugas barunya sebagai marbot.
Keadaan berbeda jauh 180 derajat dengan kondisi orang tuanya di rumah. Sang ayah tetap pada pendiriannya bahkan tidak sempat terpikirkan bagaimana keadaan anaknya itu sekarang. Tapi Rino beruntung punya ibu yang baik hati. Sang ibu setiap hari selalu membujuk suaminya itu agar dia mencari Rino dan mengajak Rino kembali ke rumah.
Ah semua bujukan ibunya terbuang sia-sia. Bujukannya tetap terkalahkan oleh amarah suaminya yang besar. Namun sang ibu tidak mau kalah begitu saja. Dia berusaha mencari bala bantuan dan ditemuilah seorang pak RT di kampungnya. Dia temui bapak RT tersebut dan menjelaskan permasalahan keluarganya. Pak RT paham maksud dari ibu tersebut dan dia mengajak kepada ibunya Rino untuk menemui si korban dan menanyakan apakah benar Rino yang telah menyetubuhinya. Lagian pak RT juga tahu sosok Rino yang baik hati dan pendiam. Jadi dia berpikiran tidak mungkin anak seperti Rino melakukan perbuatan tidak bermoral itu.
Pak RT dan ibu Dewi (nama ibunya Rino) segera pergi ke rumah korban. Setelah sampai di rumah yang dituju, pintu rumah pun dibuka oleh si korban itu sendiri. Dipersilakannya duduk pak Rt dan ibu Dewi diatas sofa. Dan mulailah pak Rt mewawancara korban mengenai hal itu.
“Ratna, maksud kedatangan kami kesini mau bertanya mengenai kasus pemerkosaan kamu, apakah benar yang menyetubuhi kamu itu Rino, jujur saja coba jelaskan kepada kami kronologinya”. Ujar pak Rt
“Iya Ratna coba jelaskan kepada kami bahwa Rino itu tidak bersalah, kamu tahu kan Rino itu orangnya baik,pendiam sama sholeh juga”. Ibu Dewi berkata tergesa-gesa.
Mulut Ratna terdiam, ia tundukan kepalanya dan mulai berkata “Maafkan saya ibu, sebenarnya Rino tidak bersalah dalam kasus ini”. Ucap Ratna dengan nada malu.
“Jadi sebenarnya yang telah memperkosa saya itu Adam anaknya pak Anas. Ketika itu di siang hari saya main dengan Adam di sebuah tempat sepi dan disanalah Adam melakukan perbuatan keji itu”. Saut Ratna
“kenapa kau berbohong kepada kami Ratna, dan menuduh Rino anak saya yang melakukan itu”. Saut ibu Dewi.
“Adam mengancam saya bu, dia mengatakan bahwa dia akan membunuh saya jika dia berkata jujur kepada ayah saya dan Adam juga menyuruh mengatakan kepada ayah saya bahwa yang telah menyetubuhinya adalah Rino anak ibu, alasannya karena Adam engga suka dengan sikap Rino yang sok baik hati dan juga ia disenangi oleh para guru di sekolahnya sedangkan Adam tidak disukai oleh para guru”. Lanjut Ratna menjelaskan hal itu.
‘Saya minta maaf ibu atas kebohongan saya. Saya juga kasian melihat Rino kemarin dia diusir dari rumah padahal dia tidak bersalah, tolong sampaikan maafku kepada pak Ridwan”. Ujar Ratna.
“Nah sekarang sudah jelaskan siapa pelaku sebenarnya kasus ini, sekarang mari kita pulang ibu Dewi dan menjelaskan semua ini kepada suami sampean”. Ucap pak Rt kepada bu Dewi.
“Tidak cukup sampai disini saja pak Rt, kita harus melaporkan Adam juga ke pihak yang berwajib.” Saut bu Dewi.
“Iya setelah menjelaskan yang sebenarnya ke suamimu kita pergi ke kantor polisi.” Ucap pak Rt.
Tak lama setelah itu, pak Rt dan bu Dewi ijin pamit kepada Ratna dan bergegas pergi ke kediamannya ibu Dewi guna menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada pak Ridwan.
Setalah sampai rumah, ditemuinya pak Ridwan itu dan pak Rt juga istrinya silih bergantian menjelaskan kronologi yang sebenarnya dan meyakinkan bahwa Rino tidak bersalah dalam kasus ini. Awalnya pak  Ridwan tidak percaya omongan istrinya itu, tapi pak Rt dan sang istri memberikan bukti yang kuat juga hadirnya Ratna yang datang menyusul ke kediamannya pak Ridwan.
Setalah beradu argument cukup panjang, akhirnya hati pak Ridwan luluh dan ia menyesali sikapnya yang tergesa-gesa karena telah mengusir anak satu-satunya dari rumah. Istrinya  menyuruh agar dia segera mencari keberadaan anaknya yang bernama Rino.
Pak Ridwan bergegas pergi dari rumah untuk mencari keberadaan Rino. Ia tanyakan satu per satu orang yang ia temui di jalan. Ada yang menjawab dengan menggelengkan kepala, ada juga yang cuek tidak menjawab, beruntung dia bertemu dengan tukang becak yang mana tukang becak itu sempat melihat anak tersebut duduk diatas dipan di sebuah warung.
Setelah mendengarkan penjelasan dari tukang becak, sang ayah berlari menuju warung yang disebutkan tukang becak tadi dan  berharap agar penjaga warung mengetahui keberadaan anaknya itu. Namun hal itu tidak seusai dengan apa yang diharapkan, penjaga warung tidak mengetahui kemana arah Rino pergi.
“Memang anak bapa datang membeli minuman disini dan duduk sebentar nah setelah itu saya tidak tahu kemana anak bapa pergi”. Saut penjaga warung
Dengan berat hati ia menerima kenyataan itu dan menyalahkan dirinya sendiri kenapa ia bertindak ceroboh seperti itu. “Oh anak ku sayang dimana kamu sekarang nak, ayo pulang Rino, papa mengaku papa salah”. Gumam pak Ridwan dalam hati.
Dilewatinya jalanan bising di kota, dan ia melihat di kejauhan terdapat gerumunan orang melingkari seseorang yang tergeletak di tengah jalan. Dia berpikiran pasti telah terjadi kecelakaan disana. Dia pun mengahampiri orang-orang bergerumunan itu dan betapa kagetnya ternyata orang yang tergeletak di tengah jalan itu adalah Rino anak satu-satunya yang baik hati itu.
Pak Ridwan mendekati anaknya yang sudah tergeletak itu dan berkata “Rino bangun nak, Rino ini ayah datang menjemputmu pulang, Rino bangun Rino bangunnn”. Ujar sang ayah sambil menangis.
Naas sekali nasib Rino. Ayahnya yang berniat mengajak Rino kembali pulang ke rumah kini hanyalah tinggal jasadnya saja yang dibawa pulang. Jasad Rino tak bisa tertolong, pihak rumah sakit tidak bisa memberikan pertolongan kepada Rino. Rino harus meninggalkan ayah juga ibunya dengan tidak wajar. Rino ditabrak sebuah mobil yang berlaju kencang dan membuat kepalanya bocor dan luka luka di bagian tubuh. Ketika jasad Rino sampai rumah. Air mata pun tak terhentikan berjatuhan mengiringi kematian Rino.





0 Comments