goresan tinta hitam


Saat itu ahmad bangun jam 04.30 pagi. Pagi itu tidak seperti hari hari biasanya, ya tepat pada hari  itu bulan rajab datang bertepatan pada hari jumat. Ahmad bergerak menuju kamar mandi dan bergegas melaksanakan shalat subuh berjamaah di aula bersama teman temannya. Setelah selesai shalat dia bercengkrama dengan teman-temannya sembari menanyakan apakah kalian shaum pada hari ini. Hampir setiap orang temannya dia tanya satu persatu. Dan alangkah terkejutnya ahmad mendengar jawaban teman-temannya yang mengatakan “ya saya shaum pada hari ini.”
Karena pada hari itu perkuliahan libur, Ahmad  memutuskan untuk menggapai mimpi kembali. Setelah itu, saya terbangun karena bisikan suara teman teman kamar saya yang sudah bangun terlebih dahulu. Mereka adalah Soleh dan Yana. “selamat pagi Ahmad” begitulah ucapan sindiran Yana kepada Ahmad yang bangunnya kesiangan. Kulihat jam di HP “wah ternyata sudah siang ya” gumam Ahmad didalam hati.
Matahari menyinari dunia sangat kejam pada waktu itu. Membuat diri Ahmad menjadi kaku dan berkeinginan melanjutkan tidur kembali. Akan tetapi Ahmad  teringat bahwa hari ini adalah hari jumat dan umat muslim laki-laki berkewajiban untuk melaksanakan salah satu ritual ibadah kepada tuhan- Nya.
Ahmad mengambil handuk dan peralatan mandi dan segara cus pergi ke kamar mandi. Sehabis itu Ahmad langsung bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat jumat. Seperti jumat-jumat yang lain, masjid nya masih sepi dan betapa sedihnya diri Ahmad ketika mendengar khatib berkhutbah menggunakan bahasa daerahnya. Ahmad tidak mengerti apa yang diucapkan oleh khatib karena Ahmad bukan orang asli daerah tersebut.
Waktu berlalu begitu cepat. Matahari mulai menyingsing mempersiapkan diri untuk pamitan kepada dunia. Ahmad bersama Soleh berniat untuk dolan-dolan sambil mencari menu buka puasa hari ini. Soleh itu orangnya baik. Dia sering mentraktir Ahmad bersama Yana dalam mencari makan. Terkadang gantian, ketika Ahmad  punya uang maka Dia yang menjajani mereka. Begitulah hidup, manusia harus saling tolong menolong dalam hal apapun.
Adzan magrib pun berkumandang, saya bergegas ke kamar dan makan menu buka puasa bersama teman-teman.
“allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizkika aftortu birahmatika ya arhamarrohimin”
Ujar kami semua.
Itulah sedikit cerita Ahmad kepada saya yang pertama kali berpuasa di tanah rantauan. Katanya , tahun ini adalah tahun pertama Ahmad melaksanakan puasa di bulan Ramadhan nanti tidak bersama keluarga. Kebetulan Ahmad sekarang sedang menempuh pendidikan di luar kota kelahirnnya. Rasa sedih ,rindu dan haru menyelimuti diri Ahmad ketika hendak menjemput Bulan Suci Ramadhan. Sedih karena tidak bisa melaksanakan shaum Ramadhan nanti di tengah tengah keluarga tercinta. Rindu dengan sosok ayah,ibu,kakak dan adik yang selalu mewarnai kehidupan bulan Ramadhan. Haru karena masih bisa dipertemukan dengan bulan yang mulia yaitu Ramadhan
Ahmad tidak larut dalam kesedihan.  Dia sudah siap menajalani semua itu. toh semua itu pasti ada hikmahnya suatu saat nanti.” Ujar Ahmad

Bantul, 15 Maret 2019

0 Comments