adakah tempat aman bagi wanita di negeri ini?

Berita  seputar pelecehan seksual begitu marak belakangan ini. Kemudahan mengakses internet merupakan salah satu faktor penyebab cepatnya berita tersebut tersebar ke seluruh penjuru tanah air. Alih-alih stigma masyarakat yang biasanya menutup diri bilamana ada yang menjadi korban karena diangap aib keluarga, justru malah sebaliknya, korban dan keluarga memberanikan diri untuk berbicara di media sosial. Tentunya langkah yang diambil oleh mereka bukan untuk pamer, apalagi supaya terkenal. Tujuan mereka speak up di media sosial berharap agar pelaku mendapatkan hukuman yang menjerakan.

Namun, tahukah anda bahwa semua kasus korban pelecehan seksual hampir terjadi pada perempuan. Bahkan ditambah lagi cacian dan tuduhan yang selalu menyudutkan bahwa wanitalah penyebab seorang laki-laki melakukan pelecehan seksual. Mulai dari Kasus mahasiswa di Universitas Sriwijaya yang medapatkan perlakuan amoral ketika mau bimbingan skripsi, kasus mahasiswa di UB yang pelakunya ialah seorang polisi muda, terbaru kasus santriwati di salah satu yayasan boarding school yang diperkosa oleh pengasuhnya. Bahkan, akhir-akhir ini kasus santriwati/siswi yang diperkosa oleh guru ngajinya makin menghiasi halaman berita-berita nasional.

Bukannya menghargai perjuangan wanita, negeri ini seolah-olah tidak menempatkan wanita pada posisi yang layak. Layak disini dalam arti keamanan dan kenyamanan dimanapun dan kapanpun. Kasus di UNSRI terjadi di sebuah lembaga bernama kampus yang diisi oleh intelektual-intelektual yang seharusnya lebih paham akan moral, kasus kedua menjerat seorang yang bekerja di institusi kepolisian mencedarai semboyan POLRI yang katanya mengayomi, kasus selanjutnya menimpa santriwati yang seharusnya mereka mendapatkan ilmu agama malah dijadikan tempat enak-enak gurunya. Kasus tersebut juga menjadi pertanda bahwa hasrat seksual itu ada pada diri setiap manusia. Seorang pengasuh dan guru ngaji pun bisa menjadi pelaku jika tidak menempatkan nafsunya. Alhasil pesantren dan setiap lembaga yang bernama islami menjadi tercoreng.

Belum lagi di dalam keluarga, antara seorang ayah dan anak, anak dan ibu. Sepertinya jika semua korban pelecehan seksual berani bersuara, semua tempat nampaknya akan menjadi tempat untuk bersenang-senang kaum pria. Kalau sudah seperti itu, adakah tempat yang aman bagi wanita di negeri ini?

 

0 Comments